Manajemen Desain Perpustakaan
Perubahan
Fungsi dan Bentuk Perpustakaan
Perpustakaan saat ini mengalami banyak
perubahan dari segi makna, fungsi dan bentuk. Perpustakaan yang dulu dianggap
hanya sebagai tempat menyimpan dan meminjam buku, kini mulai dipikirkan kembali
dan berusaha dikembangkan ke arah yang lebih luas, baik secara pengertian dan
fungsi. Jika dulu perpustakaan hanya digunakan oleh mereka yang ingin mencari
bahan untuk sebuah penelitian atau untuk mengerjakan tugas, kini orang
menjadikan perpustakaan sebagai suatu tempat untuk melepaskan kepenatan atau
sekedar menghabiskan waktu luang. Kemudian muncul anggapan bahwa perpustakaan
bukan hanya sebagai sebuah tempat membaca ataupun meminjam buku, tapi juga sebagai sebuah tempat untuk melakukan berbagai
kegiatan lain, misalnya berinteraksi, mengobrol, bercerita dll.
Hal
ini menunjukkan adanya perubahan image
perpustakaan, meliputi:
· . The
rule of silence become the culture of mutual respect
Kebutuhan akan
ketenangan dalam perpustakaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Namun
bagaimana cara memperoleh ketenangan itu yang saat ini mulai berubah. Dulu di
dalam perpustakaan sama sekali tidak boleh ada suara. Saat ini, suara di dalam
perpustakaan menjadi satu hal yang dimaklumi asal tidak terlalu berlebihan dan
sesuai dengan kebutuhan akan suara tersebut, misalnya berdiskusi.
· . Defensive
space become networked space
Ruang yang ada di dalam
perpustakaan dulu lebih banyak diperuntukkan bagi mereka yang ingin membaca
tanpa ada gangguan dari orang lain dan terkesan tidak ingin berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. Sekarang perpustakaan bersifat lebih terbuka dan bisa
saling berinteraksi satu sama lain.
Dengan
adanya kegiatan lain yang dilakukan di dalam perpustakaan, maka terjadi
perubahan-perubahan fungsi dan bentuk-bentuk dari ruang perpustakaan.
Perubahan Fungsi
Perubahan
fungsi yang terjadi di perpustakaan membuka kesempatan yang lebih besar untuk
memberikan layanan kepada pemustaka. Perubahan fungsi perpustakaan tersebut
dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat akan tempat untuk melakukan kegiatan
bersama. Meningkatnya kebutuhan ruang untuk kegiatan bersama juga dipengaruhi
oleh adanya penerapan collaborative
learning. Beberapa perubahan yang terjadi antara lain:
a . Individual
study carrels become seminar rooms and computer suites
Fungsi perpustakaan
pada masa silam adalah sebagai tempat untuk mereka yang ingin serius belajar
tanpa adanya gangguan, sehingga banyak tersedia carrel yang ditujukan untuk
individu. Sekarang fungsi tersebut telah berubah. Kebutuhan akan ruang bersama
meningkat sehingga lebih banyak tersedia ruang-ruang yang memungkinkan pemustaka
untuk berdiskusi di dalam perpustakaan dan suasana individual sudah berkurang
digantikan dengan suasana diskusi.
b . Child
free become child friendly
Jika dulu kehadiran
anak-anak di perpustakaan dianggap mengganggu, kini anak-anak disediakan tempat
khusus agar mereka juga mendapat tempat dalam perpustakaan dan memiliki
kesempatan untuk mengembangkan diri.
c . Stand
alone building become shared space with other services
Perpustakaan sekarang
menawarkan layanan dalam bangunan yang terdiri dari berbagai layanan publik. Berbeda
dengan kebanyakan perpustakaan pada masa silam yang bangunannya memang
dikhususkan hanya untuk perpustakaan. Perpustakaan saat ini banyak yang
menggabungkan berbagai fasilitas untuk menarik masyarakat agar berkunjung ke
perpustakaan.
Perubahan Bentuk
Dengan adanya berbagai perubahan
fungsi perpustakaan, maka bentuk dari peprustakaan juga mengalami perubahan,
mulai dari bentuk luar bangunan hingga penataan ruang-ruang yang ada dalam
bangunan.
a. Needs of disabled people unmet
become good disability access
Kebutuhan untuk orang
yang memiliki kemampuan terbatas pada jaman dulu kurang diperhatikan, sehingga
layanan perpustakaan hanya dapat dirasakan oleh mereka yang mampu. Kini, banyak
perpustakaan yang sudah memikirkan bagaimana orang yang memiliki keterbatasan
juga dapat menikmati fasilitas dan layanan perpustakaan yang ada.
b. Domes
and rotunda become atriums and top-floor cafes
Kubah yang terlihat
dari luar menunjukkan gaya klasik yang sering digunakan untuk bangunan
perpustakaan. Rotunda merupakan sebuah area transisi dan tempat bertemunya
orang-orang, yang berbentuk sebuah hall yang luas, dimana orang menentukan
tujuannya di titik ini. Sekarang atrium dan café yang dijadikan pilihan sebagai
tempat untuk bertemu dan memutuskan arah mana yang akan dituju. Dengan adanya café
dan atrium, suasana yang terbentuk jadi lebih santai dan terbuka.
c. Bookshelves
requiring ladders become bookshelves at human scale
Dulu penyusunan rak di
perpustakaan terlihat besar dan untuk mencapainya membutuhkan tangga karena
tingginya yang melebihi tinggi manusia. Sekarang deretan rak-rak yang ada
tingginya tidak melebihi tinggi manusia, sehingga pemustaka lebih mudah untuk
mendapatkan buku yang diinginkan.
d. Institutional
furniture become domestic or club furniture
Penggunaan perabotan
dapat mempengaruhi kesan yang ditampilkan oleh perpustakaan. Pada masa itu
menggunakan perabot dari bahan kayu, memiliki bentuk yang massif dan
warna-warna yang gelap sehingga memberikan kesan formal dan serius. Saat ini,
perubahan yang terjadi di perpustakaan mendapat pengaruh dari desain toko buku
yang dianggap user friendly dan
memberikan kenyamanan bagi pengunjung di dalamnya.
Perubahan yang terjadi di perpustakaan
tidak hanya meliputi tampilan fisik, namun juga
desain
ruang dan layanan terhadap pemustaka yang semakin beralih kepada dari user
oriented , bukan lagi building oriented.
Daftar
Pustaka
Astria,
Diajeng Luki. 2009. Perubahan Bentuk dan
Fungsi Pada Perpustakaan Modern, (Online). (http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20249535-050952.pdf,
diakses 9 April 2017).
Nurtakyidah.
2013. Inovasi-Inovasi Perpustakaan Abad
21, (Online). (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=298755&val=7280&title=INOVASI-INOVASI%20PERPUSTAKAAN%20ABAD%2021,
diakses 9 April 2017).
Komentar
Posting Komentar